MAKALAH
Botani
Tumbuhan Rendah
“Euascomycetes, Bangsa
Perisporiales
dan Bangsa Plectascales”
D1ISUSUN
OLEH:
KELOMPOK IV
:
ANDI MAYA
SARI EKA PUTRI (A1C2 13 006)
BAGUS
MAULANA (A1C2
13 068)
HELKY ASTIKA (A1C2 13 118)
INDRA
SAFITRI (A1C2
13 080)
MARLIYANTI (A1C2 13 024)
RONY
AFRIANTO (A1C2 13
100)
SRI SUSANTI (A1C2 13 044)
WA ODE IRMA
SARTIKA (A1C2 13
056)
PROGAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita sampaikan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmad dan karuniaNya berupa nikmat dan kesehatan, iman dan
ilmu pengetahuan.
Ringkasan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas
mahasiswa dalam mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah yang
berjudul “Euascomycetes,Bangsa Perisporiales dan Bangsa Plectascales”
kami sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dan kesalahan dalam menyusun makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang
bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya saya mengharapkan semoga makalah ini mendapatkan
keridhaan dari Allah SWT, dan dapat memberikan manfaat bagi saya sendiri dan
kepada semua pembaca. Amin
kendari
, September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR
ISI.............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar
belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan
masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Apa saja Tahap-tahap menghasilkan askospora?...................................3
2.2 Bagaimana reproduksi dari Euascomycetes ?.........................................3
2.3 Apa saja Perbedaan antara Protoascomycetes dan
Euascomycetes ?....5
2.4Apa saja Suku dari bangsa Perisporialesdan bangsa Plectascales?........6
BAB III
PENUTUP......................................................................................................9
3.1
Kesimpulan.................................................................................................9
3.2
Saran............................................................................................................9
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Cendawan
(Fungi) merupakan kelompok organisme
eukariotik, kebanyakan multiseluler (jamur dan kapang) namun ada yang
uniseluler (khamir). Cendawan
tidak mempunyai kromatofora, oleh sebab itu umumnya tidak berwarna, tetapi pada
jamur yang tinggi tingkatannya terdapat bermacam-macam zat warna, terutama
dalam badan buahnya. Zat-zat warnanya terdiri atas senyawa aromatic yang tdak
mengandung N. Talus hanya pada yang paling sederhana yang telanjang, umumnya
sel-sel mempunyai membrane yang terdiri atas kitin dan selulosa.
Bagian tubuh yang vegetative terdiri
atas benang-benang halus yang dinamakan hifa, yang seluruhnya merupakan
miselium. Benang-benang itu ada yang bersekat-sekat ada yang tidak.Pembiakan
dengan bermacam-macam spora, pada jamur yang hidup di air berupa spora kembara
yang mempunyai bulu cambuk.Fungi yang hidup di darat dapat menghasilkan spora
yang terbentuk di dalam sel-sel khusus (askus), jadi merupakan dospora, ada
yang diluar basidium dan disebu eksospora. Di samping itu kebanyakan jamur
dapat membiak aseksual dengan konidium.Pembiakan aseksual dapat berlangsung
dengan berbagai cara, yaitu isogami, anisogami, oogami, gametangiogami
(perkawinan dua gametangium yang berlainan jenis kelaminnya), dan somatogami
(perkawinan dua sel talus ynag tidak
mengalami diferensiasi).Beberapa jenis jamur dapat merubah sel-sel tertentu
menjadi alat-alat untuk mengatasi kala yang buruk, yang disebut teletospora,
klamidospora, atau gemma. Dapat juga sekumpulan benang-benang miselium
merupakan badan seperti umbu dan merupakan sklerotium.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa saja Tahap-tahap
menghasilkan askospora?
2. Bagaimana reproduksi
dari Euascomycetes ?
3. Apa saja Perbedaan
antara Protoascomycetes dan Euascomycetes
4. Apa saja
Suku dari bangsa Perisporiales dan bangsa Plectascales
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui Tahap-tahap
menghasilkan askospora
2. Untuk mengetahui reproduksi dari Euascomycetes
3. Untuk
mengetahui Perbedaan antara Protoascomycetes
dan Euascomycetes
4. Untuk
mengetahui Suku dari bangsa Perisporiales dan bangsa Plectascales
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita sampaikan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmad dan karuniaNya berupa nikmat dan kesehatan, iman dan
ilmu pengetahuan.
Ringkasan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas
mahasiswa dalam mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah yang
berjudul “Euascomycetes,Bangsa Perisporiales dan Bangsa Plectascales”
kami sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dan kesalahan dalam menyusun makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang
bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya saya mengharapkan semoga makalah ini mendapatkan
keridhaan dari Allah SWT, dan dapat memberikan manfaat bagi saya sendiri dan
kepada semua pembaca. Amin
kendari
, September 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR
ISI.............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar
belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan
masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Apa saja Tahap-tahap menghasilkan askospora?...................................3
2.2 Bagaimana reproduksi dari Euascomycetes ?.........................................3
2.3 Apa saja Perbedaan antara Protoascomycetes dan
Euascomycetes ?....5
2.4Apa saja Suku dari bangsa Perisporialesdan bangsa Plectascales?........6
BAB III
PENUTUP......................................................................................................9
3.1
Kesimpulan.................................................................................................9
3.2
Saran............................................................................................................9
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................10
ii
BAB II
PEMBAHASAN
Euascomycetes
Cendawan
yang termasuk golongan ini mempunyai askus di dalamnya sejumlah askospora yang
tetap, yaitu selalu 8. Jamur memiliki kotak spora yang disebut
sporangium. Askus adalah suatu sporangium yang menghasilkan askospora.
2.1 Tahap-tahap menghasilkan askospora
Askus
dalam Ascomycetes merupakan alat sebagai alat reproduksi yang spesifik, yang
sebenarnya tidak lain dari pada sporangium yang berbentuk buluh dengan jumlah
spora (yang terjadi endogen menurut pembentukan sel bebas) yang tertentu yaitu
8 kadang-kadang 4. Seperti terdapat pada Saccharomyces. Peristiwa
terjadinya askospora sebagai berikut :
1. Perkawinan (kopulasi)
antara gametangium betina dengan gametangium jantan
2. Plasmogami,
bersatunya plasma kedua gametangium tersebut
3. Kariogami,
bersatunya inti yang berasal dari kedua gametangium tadi
4. Pembelahan reduksi setelah
kariogami, baru kemudian di susul dengan bembentukan askospora secar endogen,
menurut pembentukan sel bebas.
2.2 Reproduksi dari Euascomycetes
Pada Euascomycetes
askus tidak langsung terbentuk dari zigot yang berasal dari peleburan dua gametangium, akan tetapi seperti berikut.
Dalam calon-calon tubuh buah sel-sel ujung hifa pada gametofit membesar menjadi
sebuah badan yang mengandung banyak inti, yaitu gametangium betina yang pada Euascomycetes ini disebut askogonium,
pada ujung askogonium terdapat suatu tonjolan yang memanjang dengan ujung yang
bengkok dengan di dalamnya banyak inti.
Tonjolan dengan bentuk yang sitimewa ini dinamakan dengan trikogin. Dari ujung
hifa yang berdekatan ada yang sel-sel ujungnya lalu berubah menjadi anteridium
yang bersentuhan dengan ujung trikogin. Alat-alat kelamin ini terdapat
bergerombol-gereombol. Ujung trikogen itu lalu membuka dan intinya lalu mengalami degenerasi. Inti
jantan dari anteridium lalu masuk melalui trikogen kedalam askogonium. Dalam
askogonium ini inti jantan dan betina tidak mengadakan perkawinan, melainkan
hanya berpasang-pasangan saja. Dari asakogonium ini terbentuk hifa askogen, dan inti berpasanag itu lalu
masuk kedalamnya. Hifa askogen inilah yang dapat kita pandang sebagai sporofitnya.
Euascomycetes, karena hifa inilah
yang akhirnya menghasilkan askospora. Hifa askogen bercabang-cabang dan
bersekat, dan pasangan inti jantan dan betina
memperbanyak diri dengan tiap-tiap kali membelah secara serempak, dan
dengan ini sel-sel hifa askogen masing-masing mempunyai sepasang inti jantan dan betina . Akhirnya dari sel-sel
ujung cabang-cabang hifa askogen akan terbentuk askus. Sebelum askus terbentuk, sel ujung hifa
membengkok membentuk badan seperti kait.
Sepasang inti dalam sel ujung itu
lalu membelah serempak, hingga dalam sel ujung tasdi terdapat 2 pasang inti.
Dari 4 inti yang terjadi, sepasang
(jantan dan betina) tinggal pada bagian atas sel ujung, dari yang dua
lainnya satu masuk ke dalam kait, yang lainnya tinggal dalam tangkai kait. Kait
beserta tangkainya lalu terpisah oleh suatu dinding melintang dari ujung hifa
yang mengandung sepasang inti jantan dan
betina. Dengan demikian pada ujung hifa
terdapat suatu bagian yang terdiri atas tiga sel, satu yang paling ujung dengan
sepasang inti, satu yang berasal dari ujung kait dengan satu inti, dan satu
lagi yang tepat di bawah sel yang paling
ujung dengan satu inti pula .Sel yang
paling ujung dengan sepasang inti betina
dan jantan itulah yang merupakan calon askus. Kedua inti jantan dan betina itu
lalu bersatu, dan sel itu kemudian membesar menjadi sebuah sporangium berbentuk
gada dengan satu inti yang d iploid. Inti y ang diploid itu lalu mengadakan pembelahan tiga kali berturut-turut. Dalam
askus itu sekarang terdapat 8 inti haploid
melalui pembentukan sel bebas lau
menjadi 8 askospora.
Tidak semua plasma dalam askus habis untuk pembentukan spora tadi. Ke 8
askospora yang terbentuk itu terdapat di dalam
plasma yang merupakan sisanya dari yang terpakai untuk pembuatan spora tadi . sisa plasma itu
dinamakan periplasma. Jika askusn
telah masak, dindingnya lalu membuak,
dan askospora oleh karena
mengembangnya periplasma dan kontraksi dinding askus yang elastic itu dapat terlempar samp[ai beberapa cm jauhnya. Selanjutnya oelh
angin askospora tersebar kemana-man
dan tumbuh menjadi tumbuhan baru (gametofit).
Sel kait sementara itu bersatu
kembali dengan sel di bawah askus yang juga hanya mempunyai satu inti, dan
dengan demikian sepasang Inti yang semula
terpisah itu kembali berpasangan
dalam sel di bawah askus tadi. Sel ini dapat mengulangi pembentukan kait seperti di uraikan di atas untuk
pembentukan calon askus baru. Dengan cara ini pada ujung hifa askogen dapat
terbentuk sejumlah askus yang terkumpul merupakan suatu berkas.
Menjelang waktu copulasi, akat-alat
kelamin diselubungi oleh selapis hifa pembalut yang haploid. Pada terbentuknya
hifa askogen, hifa pembalut ikut
memanjang. Hifa-hifa askogen beserta askusnya membentuk suatu tubuh
buah. Askus beserta benang-benang steril
yang berasal dari hifa pembalut
itu merupakan suatu lapisan pada
tubuh buah yang dinamakn himenium.
2.3 Perbedaan antara Protoascomycetes
dan Euascomycetes
Perbedaan antara Protoascomycetes dan Euascomycetes terletak pada
hal-hal berikut :
-
Dari kopulasi gametangium tidak langsung terbentuk askus
-
Persatuan plasma (plasmogami) dan perkawinan inti
jantan dan betina (kariogami) terpisah baik tempat maupun waktunya .
Peristiwa kopulasi
dapat lebih sederhana atau mungkin sama sekali tanpa pembentukan alat-alat
seksual yang khusus. Kopulasi dapat terjadi antara dua sel hifa vegetatif,
bahkan mungkin dua askospora mengadakan perkawinan. Seringkali anteridium tidak
ada, tugas anteridium lalu diganti oleh suatu hifa vegetatif, bahkan oleh suatu
konidium. Dalam keadaan yang demikian, trikogin askogonium lalu melekat pada
sel yang mengambil alih tugas anteridium tadi. Jadi bertemu inti jantan dan betina
belum member jaminan akan terjadinya perkawinan kedua inti tadi.
Syarat-syarat apa dan di bawah
pengaruh kekuatan apa akhirnya kedua inti lalu bersatu, belum diketahui
dengan pasti.
Kedua inti yang akhirnya bersatu pula itu, sudajh barng tentu bukan lagi
inti-inti kelamin yang asli, yang berasal dari anteridium dan askogonium, akan
tetapui keturunan inti-inti tadi.
Kejadian-kejadian yang menyimpang
dari yang telah diuraikan itupun kita jumpai. Peristiwa kopulasi dapat lebih
sederhana atau mungkin sama sekali tanpa
pembentukan alat-alat seksual yang khusus. Kopulasi dapat terjadi antara dua
sel hifa vegetative, bahkan mungkin dua askopsora mengadakan perkawinan.
Seringkali anteridium n tidak ada,
tugas anteridium lalu diganti oleh suatu
hifa vegetative, bahkan mungkin oleh suatu konidium. Dalam keadaan demikian,
trikogin askogonium lalu melekat pada
sel yang mengambil alih tugas anteridiu
tadi. Mungkin juga tidak terjadi
sama sekali kopulasi, dan inti
askogonium lalu membelah dabn menghasilkan inti yang berpasang pasangan, atau
inti spora yang haploid pada perkecambahan
spora itu lalu membelah, dan keturunan inti-inti itu dalam sel-sel
vegetative t etap berpasang-pasanagn, dan baru bersatu pada waktu pembentukan askus.
Kejadian yang menyimpang dari
pembentukan askus yang normal buykan hanya berbeda pada jenis yang berbeda, tetapi mungkin pula
terjadi pada suatu jenis, misalnya pada Neurospora sithophila.
Tidak jarang terjadinya inti yang berpasanagn itu baru kemudai setelah
hampir tiba wakrtunya pembentukan kait,
jadi ghifa askogen itu mula-mula sel-selnya mengandung banyak inti.
Jika askospora mengasdak kopulasi,
maka tidak terdapat gametofit. Selain dari itu sporofitnya dapat pula mengalami
suatu reduksi, jika askus langsung terbentuk askogonium, atau spora
terbentuk dalam gametangium betina.
Selanjutnya mungkin juga pada sporofit tidak terbentuk kait, atau jiak ada
kait, pada masing-masing lalu terdapat dinding pemisah.
Klasifikasi Euascomycetes ke dalam
takson yang lebih kecil masih berbeda-beda. Kita pilih salah satu seperti
dibawah ini.
2.4 Suku dari
bangsa Perisporiales dan
bangsa Plectascales
Bangsa Perisporiales
Kopulasi antara askogonium dan
anteridium akhirnya menghasilkan badan buah yang diselubungi oleh suatau
dinding yang dinamakan peridium. Peridium bulat atau bangun perisai, tertutup
atau dengan sebuah lubang pada bagian atasnya. Dalam bangsa ini termasuk.
a.
Suku Erysiphaceae
Kebanyakan parasit pada tumbuhan
tinggi. Miselium yang muncul ke udara melapisi epidermis organ tumbuhan inang
yang diserang dan kelihatan
keputih-putihan seperti tepung, oleh sebab itu juga dinamakan embun tepung
(mildew). Miselium menghasilkan konidium. Selain konidium terdapat pula tubuh
buah berupa peritesium. Tangkai konidiopora pada beberapa jenis cendawan “embun
tepung” sering di anggap sebagai jamur lain dan dinamakan Oidium.
Dari suku ini yang hidup sebagai
parasit dan menimbulkan penyakit pada budi daya tanaman antara lain:
-
Oidium hevea, menyerang daun para (Hevea brasilliensis)
-
Oidium tuckeri, embun
tepung pada tanaman anggur, yang menyerang buah dan daun-daunnya. Jamur
ini sebenarnya adalah Uncinula necator,
yang jarang sekali memperlihatkan tubuh buah. Jika ada, tubuh buahnya berupa
peritisium yang pada ujungnya terdapat tambahan yang tergulung. Jamur ini diberantas
dengan obat-obatan yang mengandung belerang.
-
Erysiphe
polygoni (E.pisi), menyerang warga Leguminosae, terutama kacang kapri (Pisum sativum)
-
E.graminis pada rumput
b. Suku Porisporiceae
Warga suku ini hidup sebgai epifit
pada tumbuh-tumbuahan.miselium yang di udara berwarna pirang atau hitam,
misalnya Capnodium salicinum (embun
jelaga).
c. Suku Microthyriaceae
Warganya mempunyai tubuh buah
berbentuk perisai. Contoh Microthyrium
microscopicumcara.
Bangsa
Plectascales
Pada jamur ini gametangium terbentuk secara bebas .
Kopulasi antara askogonium dan anteridum. Jamur ini membentuk tubuh buah, baik
diluar maupun di dalam substratnya. Tubuh buah berbentuk bulat, mempunyai
dinding terdiri atas lapisan miselium steril yang disebut peridium. Askus terdapat di dalamnya dan susunannya tidak
beraturan. Askus itu keluar dari hifa askogen, dan mengandung 2-8 spora. Cara
membukanya tubuh buah juga tidak beraturan. Pada beberapa jenis, selain tubuh
buah terdapat pula pembentukan konidium dengan konidiofora yang seringkali
malahan lebih bnayak daripada tubuh buahnya.
Dari bangsa ini terdapat beberapa
suku, antara lain:
a.
Suku Gymnoascacea
Pada suku ini gametangium masih
sangat sederhana, serupa gametangium pada Dipodascaceae.
Askus bulat merupakan suatu berkas di samping askogonium yang memanjang. Hifa
askogen (sprofit) belum sempurna. Hifa pembalut dan tubuh buah belum terdapat.
Pada jenis-jenis cendawan tertentu dari suku ini antara lain pada Ctenomyces,
telah terdapat hifa askogen yang pendek, dan mulai kelihatan permulaan
pembentukan tubuh buah dengan hifa-hifa pembalut yang belum teranyam rapat.
Jenis-jenis lainnya dimasukkan dalam dua marga ialah Gymnoascus dan Myxotrichum.
b.
Suku
Aspergillaceae
Alat kelamin betina (askogonium)
telah mempunyai trikogen dan sehabis perkawinan zigot membantu hifa askogen.
Tetapi gametangium itu seringkali mengalami reduksi jadi belum terdapat keseragaman mengenai alat kelaminnya. Tubuh
buah berupa kleistotesum yang kadang-kadang hanya berupa setukal hifa yang
tidak beraturan, tetapi paling sedikit dapat di bedakan dalam suatu jaringan
dasar yang tidak dapat dan selubung (peridium) yang bersifat sebagai
plektenkim. Askus bulat, tersebar tidak beraturan dalam badan buah tadi dan
sporanya baru dapat terpencar, jika tubuh buah telah pecah.
Dari suku ini yang terkenal ialah marga Aspergillus. Konidiofora
pada ujungnya membesar, dan pada ujung
itu terdapat sterigma dengan knodium yang berderet-deret, misalnya pada :
konidiofora pada ujungnya membesar dan pada ujung itu terdapat sterigma dengan
konidium yang berderat-deret, misalnya pada:
-
Aspergillus
oryzae, digunakan dalam pembuatan minuman alcohol (sake) dari nasi
-
Aspergillus
wentii, mempunyai daya untuk memecah zat putih telur dan mengubah karbohidrat
seperti tepung dan zat-zat yang menyerupai selulosa menjadi gula. Dipergunakan
antara lain pada pembuatan kecap dan taoco
Jenis-jenis lain dalam marga ini
yaitu A. herbariorum, A. niger, dan A. flavus. Penicilium, konidiofora
pada ujung tidak melebar melainkan bercbang-cabang, dengan deretan konidium
pada cabang-cabang tadi. Jamur ini banyak terdapat sebagai saprofit pada
bahan-bahan organic, misalnya:
-
P. notatum, yang
menghasilkan antibiotic penislin.
-
glaucura, antara
lain menyebabkan roti menjadi “apeg” dapa pula menghasilkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Askus
dalam Ascomycetes merupakan alat sebagai alat reproduksi yang spesifik, yang
sebenarnya tidak lain dari pada sporangium yang berbentuk buluh dengan jumlah
spora (yang terjadi endogen menurut pembentukan sel bebas) yang tertentu yaitu
8 kadang-kadang 4. Seperti terdapat pada Saccharomyces.
2. Pada Euascomycetes askus tidak langsung terbentuk dari zigot yang
berasal dari peleburan dua gametangium,
akan tetapi seperti berikut. Dalam calon-calon tubuh buah sel-sel ujung hifa
pada gametofit membesar menjadi sebuah badan yang mengandung banyak inti, yaitu
gametangium betina yang pada Euascomycetes
ini disebut askogonium, pada ujung askogonium terdapat suatu tonjolan yang
memanjang dengan ujung yang bengkok dengan
di dalamnya banyak inti.
3. Peristiwa
kopulasi dapat lebih sederhana atau mungkin sama sekali tanpa pembentukan
alat-alat seksual yang khusus. Kopulasi dapat terjadi antara dua sel hifa
vegetatif, bahkan mungkin dua askospora mengadakan perkawinan. Seringkali
anteridium tidak ada, tugas anteridium lalu diganti oleh suatu hifa vegetatif,
bahkan oleh suatu konidium.
4. Suku
dari Bangsa Perisporiales : Suku Erysiphaceae, Suku Porisporiceae,dan Suku Microthyriaceae.Sedangkan
suku dari Bangsa Plectascales : Suku Gymnoascacea, dan Suku Aspergillaceae.
3.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Tritrosoepomo, Gembong.1989.Taksonomi tumbuhan.Universitas Gadjah Mada: Bogor
http:// Ascomycetes ~
FEDERATION STUDENT OF BIOLOGY.htm (Diakses pada hari Selasa tanggal 3 September 2014 pukul
19:30)
http:// Daily Archives
_ Juni _ 2012 _ Kelas A Is The Best Class Of Biology IAIN Mataram.htm (Diakses pada hari Selasa tanggal 3 September 2014 pukul
19:35)