Senin, 10 November 2014

Jaringan Dasar pada Hewan



JARINGAN DASAR PADA HEWAN

1Jaringan Epitel
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang tersusun dalam lembaran- lembaran. Masing-masing lembaran terdiri dari satu lapisan atau lebih. Lembaran ini melapisi atau menutupi permukaan luar tubuh (membentuk kulit) atau melapisi permukaan rongga dalam tubuh.
Jaringan epitel berfungsi sebagai pelindung jaringan di bawahnya dari kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi ultraviolet maupun serangan bakteri. Fungsi lain dari epitel adalah sebagai penyerap/ absorbsi pada lapisan dinding usus halus dan pengeluaran/ekskresi pada kelenjar kulit. Berdasarkan strukturnya, jaringan epitel dibedakan menjadi 3 macam, yaitu epitel pipih, epitel batang (silinder), dan epitel kubus. Kita bisa membedakan ketiga jaringan epitel tersebut berdasarkan ciri-cirinya. Epitel pipih memiliki ciri yakni selnya berbentuk pipih dengan nukleus bulat di tengah. Epitel batang (silinder)tersusun oleh sel berbentuk seperti batang dengan nukleus bulat di dasar sel. Sedangkan epitel kubus memiliki sel berbentuk kubus dengan nukleus bulat besar di tengah. Menurut lapisan penyusunnya, jaringan epitel terbagi atas  beberapa jaringan, yakni epitel pipih selapis, epitel pipih berlapis banyak, epitel silindris selapis, epitel silindris berlapis banyak, epitel kubus selapis, epitel kubus berlapis banyak, dan epitel transisi.
a. Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih selapis (sederhana) banyak ditemukan pada organ-organ seperti pembuluh darah, pembuluh limfa, paru-paru, alveoli, dan selaput perut. Sitoplasma jaringan ini sangat jernih, inti selnya berbentuk bulat di tengah, dan sel-selnya tersusun sangat rapat. Jaringan epitel pipih selapis berperan dalam proses filtrasi, sekresi, dan difusi osmosis.
b. Epitel Pipih Berlapis
Seperti epitel pipih selapis, sel jaringan epitel pipih berlapis (kompleks) tersusun sangat rapat. Rongga mulut, esofagus, laring, vagina, saluran anus, dan rongga hidung banyak tersusun oleh jaringan ini. Fungsinya adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus. Epitel
pipih berlapis .
c. Epitel Batang Selapis
Sel berbentuk batang, sitoplasma jernih, dengan inti sel bulat berada di dekat dasar merupakan ciri jaringan ini. Epitel batang selapis banyak ditemukan pada usus, dinding lambung, kantong empedu, saluran rahim, saluran pencernaan, dan saluran pernafasan bagian atas. Jaringan ini berfungsi dalam proses sekresi, penyerapan (absorpsi), penghasil mukus, dan pelicin/pelumas permukaan saluran.
d. Epitel Batang Berlapis Banyak
Seperti namanya, jaringan ini tersusun banyak lapisan sel yang berbentuk batang. Jaringan epitel batang berlapis banyak terdapat pada beberapa organ tubuh seperti bagian mata yang berwarna putih, faring, laring, dan uretra. Fungsinya yaitu sebagai tempat sekresi yakni penghasil mukus, dan ekskresi, misalnya kelenjar ludah dan kelenjar susu.
e. Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel berbentuk kubus selapis ditemui pada beberapa bagian, meliputi permukaan ovarium, nefron, ginjal, dan lensa mata. Agar mengetahui bentuk epitel kubus selapis dengan tepat. Fungsinya adalah tempat sekresi.
f. Epitel Kubus Berlapis Banyak
Epitel kubus berlapis banyak terdapat pada beberapa bagian tubuh, yakni folikel ovarium, testis, kelenjar keringat, dan kelenjar ludah. Fungsi jaringan ini adalah sebagai ,pelindung dan penghasil mukus. Selain itu, jaringan ini juga berfungsi sebagai pelindung dari gesekan. Epitel pipih selapis pada pembuluh darah Epitel batang selapis pada usus Epitel batang berlapis banyak.Epitel kubus selapis pada ginjal.Epitel kubus ber lapis banyak pada    faring.Epitel pipih berlapis pada rongga mulut.Epitel pipih selapis ada pembuluh darah
g. Epitel Transisi
Sel penyusun epitel transisi bentuknya dapat berubah dan berlapis-lapis. Epitel ini dapat ditemukan pada organ saluran pernafasan, ureter, dan kandung kemih. Saat kandung kemih berisi urine, sel epitel akan berbentuk kuboid seperti dadu atau silindris. Epitel transisi pada kandung kemih dapat kalian cermati pada Gambar 3.7.Sementara berdasarkan fungsinya, jaringan hewan memiliki salah satu jenis jaringan yang disebut jaringan epitel kelenjar. Epitel kelenjar banyak terdapat pada kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, sehingga hasilnya langsung masuk ke dalam peredaran darah. Contoh: kelenjar adrenal, timus, dan tiroid. Bentuk epitel kelenjar endokrin terdapat pada Gambar 3.8.Sedangkan kelenjar eksokrin terdapat pada saluran keluar tubuh.Misalnya, kelenjar keringat dan kelenjar ludah. Fungsinya adalah sebagai tempat sekresi zat dalam metabolisme. Supaya kalian mengetahui bentuk epitel
2.      Jaringan Otot
Jaringan otot tersusun oleh sel-sel otot. Setiap sel otot tersusun  oleh serabut halus yang disebut miofibril. Fungsi jaringan otot adalah sebagai penggerak tubuh. Jaringan otot dibedakan menjadi  tiga macam, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
  • Otot lurik (otot rangka), otot ini terdapat dan melekat pada rangka. Otot ini menggerakkan tulang-tulang anggota tubuh dengan kontraksi yang kuat dan cepat. Dalam satu serabut otot lurik terdapat banyak inti yang terletak di bagian pinggir. Miofibril  otot  ini  memiliki garis-garis gelap dan garis-garis terang. Sifat gerakan otot lurik menurut kehendak kita atau perintah otak dan tidak tahan kelelahan.
  • Otot polos (otot halus), otot ini terdapat pada organ-organ bagian dalam tubuh, seperti saluran pencernaan, kandung kemih, pembuluh nadi, dan pembuluh balik.  Otot polos tersusun dari sel-sel tipis memanjang (tidak bergaris lintang/polos), masing-masing dengan sebuah inti sel yang terletak di tengah. Sifat gerakan otot polos tidak menurut kehendak kita dan tahan kelelahan.
  • Otot jantung, otot ini mempunyai karakter yang merupakan perpaduan antara otot rangka dan otot halus. Kekhasan otot jantung yaitu selnya bercabang-cabang dan saling berhubungan melalui ujung-ujungnya. Otot jantung menghasilkan denyut jantung. Sifat gerakan otot jantung tidak menurut kehendak kita dan tahan terhadap kelelahan.

3      Jaringan Saraf
Jaringan ini tersusun oleh sel-sel saraf yang disebut neuron.  Jaringan saraf berfungsi menerima dan menghantarkan rangsangan. Jaringan saraf tersusun oleh sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel saraf berperan dalam menerima dan meneruskan rangsangan dari bagian satu tubuh ke bagian tubuh yang lain. Sel saraf ini berbentuk unik, dengan sitoplasma yang menjulur dan memanjang. Sel saraf memiliki bagian utama yaitu badan sel(perikarion) dan penjuluran sitoplasma (prosesus) yang meliputi dendritdan neurit(akson). Dendritmerupakan serabut pendek yang berperan dalam me-nerima dan memasukkan rangsangan ke badan sel. Adapun neurit(akson) adalah serabut panjang, yang berfungsi menghantarkan impuls/rangsangan dari badan sel ke neuron lain. Akson ini biasanya dibungkus oleh sel Schwann. Antara akson suatu neuron dengan dendrit neuron lainnya ditautkan oleh suatu bagian yang disebut sinapsis. Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron asosiasi. Neuron sensorik berfungsi menerima dan meneruskan rangsang dari indera ke saraf pusat. Kemudian, neuron motorik berfungsi membawa atau menyampaikan impuls dari saraf pusat ke efektor. Sementara, neuron asosiasi menyam paikan impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik.
4.      Jaringan ikat
Jaringan ikat berfungsi melekatkan konstruksi antar jaringan, membungkus organ, menghasilkan energi, menghasilkan sistem imun, dan mengisi rongga-rongga di antara organ.Berbeda dengan jaringan epitel yang sel-selnya tersusun rapat, kumpulan sel jaringan ikat amat jarang dan tersebar dalam matriks ekstraseluler. Selain itu, sel-sel jaringan ikat memiliki bentuk yang tidak teratur. Sebagian besar matriksnya terdapat serat-serat dan bahan dasar yang berupa cairan. Jaringan ikat memiliki bahan dasar yang tidak berwarna, tidak berbentuk (amorf), dan homogen. Bahan dasar ini berasal dari asam mukopolisakarida yaitu
asam hialuronat. Akibatnya, matriks menjadi lentur dan semakin banyak air. Di dalamnya terdapat pula asam mukopolisakarida sulfan yang menjadikan struktur jaringan ikat bersifat kaku. Serat jaringan ikat yang terbuat dari protein dan sebagai penyusun matriks memiliki berbagai jenis serat, meliputi serat kolagen, serat elastis, dan serat retikuler.Serat kolagenberwarna putih atau disebut serat putih. Seratnya tersusun atas protein kolagen, sehingga memiliki sifat kuat, daya regang tinggi, dan elastisitas yang rendah. Serat ini banyak terdapat pada kulit, tulang, dan tendon. Perhatikan Gambar 3.10.Sementara itu, serat elastis berwarna kuning atau disebut serabut kuning. Serat elastis terbuat dari protein elastin dan mukopolisakarida, sehingga memiliki elastisitas tinggi. Serat ini banyak terdapat pada bantalan lemak, ligamen, dan pembuluh darah. Serat retikuler sangat tipis dan bercabang, tersusun atas kolagen dan terhubung pula dengan serat kolagen. Karena itu, serat retikuler mempunyai sifat yang sama dengan serat kolagen. Bahan dasarnya mengandung glikoprotein. Serat ini berfungsi sebagai penghubung jaringan pengikat dengan jaringan sebelahnya. Serat retikuler dapat ditemukan pada hati, limpa, dan kelenjar-kelenjar limfa. Selain ciri-ciri tersebut, jaringan ikat memiliki berbagai jenis sel meliputi, sel fibroblas, sel makrofaga, sel tiang, sel lemak, berbagai jenis jaringan sel darah putih, dan sel plasma.Fibroblasmerupakan sel jaringan ikat berbentuk serat dengan fungsi mensekresikan protein. Makrofagamerupakan sel jaringan ikat yang bentuknya tidak tetap, memiliki fungsi fagositosis (memakan zat buangan, sel-sel mati, dan bakteri) dan letaknya dekat pembuluh darah. Sel tiang(mast cell)berperan menghasilkan hormon heparin dan histamin. Heparinberfungsi dalam pembekuan darah, sedangkan histamin berfungsi meningkatkan permeabilitas kapiler darah.Sel jaringan ikat juga tersusun dari sel lemak (sel adiposa) dan berfungsi menyimpan lemak. Untuk melawan patogen (bakteri, virus, dan protozoa), sel jaringan ikat mengandung sel darah putih(leukosit). Leukosit terbagi atas dua jenis sel, yaitu sel bergranula (granulosit), misalnya eosinofil, basofil, dan netrofil dan sel tak bergranula (agranulosit), contohnya monosit dan limfosit.Jaringan ikat tersusun pula dari sel plasma. Sel ini kerapkali ditemukan di bawah membran epitel, misalnya pada saluran pernafasan dan saluran pencernaan. Sel plasma berfungsi mem produksi antibodi untuk melawan antigen (protein asing). Berdasarkan jenisnya, jaringan ikat dikelompokan dalam tiga tipe, yakni jaringan ikat sebenarnya, jaringan tulang rangka, ja ringan darah dan jaringan limfa. Nah, ulasan berikut akan menambah pengetahuan kalian.Serat kolagen dan serat elastis Serat retikuler.
            a. Jaringan Pengikat Sebenarnya
Jaringan ikat sebenarnya dibedakan menjadi jaringan peng ikat berserat (fibrosa),jaringan ikat elastis, jaringan ikat lemak dan jaringan ikat longgar.
1) Jaringan IkatBerserat Matriks jaringan ikat berserat mengandung serat putih ber-kolagen, namun kolagennya tidak elastis. Kita dapat temui jenis jaringan ini pada tendonyang melekatkan otot ke tulang dan ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang lain pada persendian.Jaringan ini berfungsi menghubungkan tulang dengan tulang dan otot dengan tulang.
2) Jaringan Ikat Elastis
Matriks jaringan ikat elastis mengandung serabut elastis kuning. Bisa kita temukan pada ligamen dan dinding arteri. Jaringan pengikat ini berfungsi sebagai pelindung elastisitas jaringan.
3) Jaringan Ikat lemak
Jaringan ikat lemak disebut pula jaringan adiposa. Di dalamnya banyak tersimpan sel lemak berbentuk bulat. Jaringan adiposa berfungsi melapisi dan menginsulasi tubuh, kemudian juga menyimpan molekul bahan bakar. Letaknya berada pada epidermis kulit, sumsum tulang, sekitar sendi dan ginjal. Selain itu, jaringan ini berfungsi sebagai penyimpan lemak, dan berperan sebagai bantalan.
4) Jaringan pengikat longgar
Diberi nama jaringan ikat longgar karena seratnya amat longgar. Jenis seratnya berkolagen, elastis, dan juga berserat retikuler. Letaknya berada pada bagian bawah kulit, di dekat pembuluh darah dan saraf, dan sekitar organ. Jaringan ini berperan dalam mengikat jaringan epitel dan jaringan di bawahnya. Selain itu, jaringan ikat longgar berfungsi menjaga organ tetap berada di tempatnya.
b. Jaringan Tulang/Rangka
Jaringan tulang rangka meliputi jaringan tulang rawan dan tulang sejati. Matriks jaringannya tersusun atas kondrin jernih seperti kanji, yang terbuat dari fosfat dan mukopolisakarida. Kondrin dihasilkan oleh sel-sel kondroblast yang terdapat pada laluna. Sel tulang rawan ini dinamakan kondrosit dengan fungsi mensintesis matriks. Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan mesenkim. Sedangkan pada orang dewasa dibentuk oleh selaput rawan atau fibrosa yang dinamakan perikondrium. Berikut penjelasannya satu persatu.
1) Jaringan Tulang Rawan
Jaringan tulang rawan disebut pula kartilagoyang terbagi menjadi 3 jenis, yakni kartilago hialin, kartilago elastis, dan kartilago fibroblas. Tulang rawan hialin memiliki berwarna putih kebiruan dan transparan. Di dalam matriksnya terdapat serat elastis.Jaringan ini banyak ditemukan dalam tubuh. Ketika masih embrio, tulang ini berfungsi sebagai rangka sementara.Sementara pada orang dewasa, tulang rawan hialin terdapat pada persendian, ujung tulang rusuk, dan saluran pernafasan.Di dalam tulang rawan elastis terdapat serat elastis berwarna kuning. Selain itu, di dalamnya juga terdapat perikondrium. Serat elastis ini berfungsi memberi kelenturan dan menyokong jaringan tulang rawan. Tulang rawan ini terdapat pada embrio, laring, telinga luar, dan epiglotis.Pada tulang rawan fibroblas terdapat matriks yang tersusun atas kolagen dengan warna gelap dan keruh. Secara struktural, jaringan ini merupakan jaringan tulang rawan yang terkuat. Biasanya terdapat pada hubungan antar
tulang belakang dan tendon. Fungsinya adalah sebagai pelindung dan penyokong jaringan.
2) Jaringan Tulang Sejati
Jaringan tulang sejati disebut pula dengan jaringan tulang dewasa. Jaringan tulang sejati tersusun atas sel-sel tulang yang dinamakan osteosit. Osteosit di bentuk oleh osteoblas. Osteoblas Jaringan tulang rawan elastis rawan fibroblas Jaringan tulang rawan hialin berasal dari fibroblas. Oleh karena itu, osteoblas berperan penting dalam proses pembentukan tulang. Osteosit tersusun dalam lapisan konsentris yang disebut lamela. Lamela yang mengelilingi kapiler disebut saluran Havers. Di dalam saluran Havers ditemukan kapiler, vena, dan arteri. Di antara lamela terdapat ruang tempat osteosit yang disebut lakuna. Sementara, antar saluran Havers dihubungkan oleh sebuah saluran yang dinamakan saluran Volkman. Osteosit yang satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh kapiler kanalikuli. Saat mengalami kematian, osteosit ini akan diserap oleh suatu bagian yang disebut osteoklas.Agar kalian paham mengenai jaringan tulang sejati. Tulang mengandung senyawa kalsium klorida (CaCl2), kal-sium fosfat (Ca2PO4), magnesium klorida (MgCl2), dan barium sulfat (BaSO4). Bagi tubuh, tulang ini berfungsi sebagai penyokong, tempat melekatnya otot, dan pelindung organ yang lunak.Tulang sejati berbeda dengan tulang rawan, sebab tulang sejati mengalami mineralisasi yaitu proses perubahan penyusunan materi organik menjadi materi anorganik. Mineral yang dominan pada tulang ini adalah kalsium dan fosfat.Di dalam tubuh, tulang sejati dikelompokkan menjadi tulang  kompak dan tulang spongiosa. Tulang kompak mempunyaiciri tidak berongga, sedangkan tulang spongiosa (spons) memiliki struktur yang berongga.
c. Jaringan darah dan limfa
Saat bagian tubuh kita ada yang tergores dengan benda yang tajam atau keras, boleh jadi darah akan keluar dari bagian tubuh tersebut. Darah yang keluar itu disebut sebagaijaringan darah. Disebut demikian, karena darah termasuk pula jaringan ikat. Penge lompokkan ini didasarkan pada fakta bahwa sel darah dan sel jaring an pengikat berasal dari sel yang sama. Darah tersusun dari matriks yang berupa cairan yang disebut plasma
dan bagian padat yang disebut sel-sel darah. Plasma darah tersusun atas air, garam-garam,dan berbagai jenis protein terlarut. Sementara itu, sel-sel darah meliputi sel darah merah(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Sel darah merah vertebrata mengandung pigmen merah yang disebut hemoglobin. Adapun sel darah putih tidak memiliki hemoglobin dan memiliki jenis yakni limfosit, monosit, neutrofil, eosinofil, dan
basofil. Sedangkan, keping darah merupakan fragmen sel yang berada dalam sumsum tulang.
Jaringan darah ini memiliki berbagai fungsi. Sel darah merah ber-peran membawa oksigen yang dialirkan ke seluruh bagian tubuh, sel darah putih berfungsi dalam pertahanan tubuh untuk melawan virus, bakteri, dan penyerang lainnya, dan keping darah bermanfaat saat
penggumpalan darah. Selain jaringan darah, terdapat pula jaringan limfa atau getah bening.
Getah bening terdiri atas sel-sel dan serat retikuler. Sel-selnya berupa limfosit dan granulosit seperti neutrofil, eosinofil, dan basofil. Supaya kalian mengetahui bentuk sel-sel darah putih dan limfosit, Cairan getah bening ini beredar melewati pembuluh limfa yang berada sejajar dengan pembuluh balik. Fungsi getah bening adalah mengangkut cairan jaringan, lemak, protein, dan zat-zat dari jaringan ke sistem peredaran. Getah bening ini banyak terdapat pada timus, tonsil, dan kelenjar limfa.


Rabu, 24 September 2014

makalah Euascomycetes






MAKALAH

Botani Tumbuhan Rendah
Euascomycetes, Bangsa Perisporiales dan Bangsa Plectascales”


D1ISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV :
ANDI MAYA SARI EKA PUTRI (A1C2 13 006)
BAGUS MAULANA                                   (A1C2 13 068)
HELKY ASTIKA                             (A1C2 13 118)
INDRA SAFITRI                             (A1C2 13 080)
MARLIYANTI                                 (A1C2 13 024)
RONY AFRIANTO                         (A1C2 13 100)
SRI SUSANTI                                   (A1C2 13 044)
WA ODE IRMA SARTIKA                       (A1C2 13 056)




PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014






KATA PENGANTAR

Puji syukur kita sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmad dan karuniaNya berupa nikmat dan kesehatan, iman dan ilmu pengetahuan.
Ringkasan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas mahasiswa dalam mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah yang berjudul Euascomycetes,Bangsa Perisporiales dan Bangsa Plectascales” kami sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam menyusun makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya saya mengharapkan semoga makalah ini mendapatkan keridhaan dari Allah SWT, dan dapat memberikan manfaat bagi saya sendiri dan kepada semua pembaca. Amin

kendari ,  September 2014

Penulis















DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1  Latar belakang........................................................................................................1
1.2  Rumusan masalah..................................................................................................1
1.3  Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1  Apa saja Tahap-tahap menghasilkan askospora?...................................3
2.2  Bagaimana reproduksi dari Euascomycetes ?.........................................3
2.3  Apa saja Perbedaan antara Protoascomycetes dan Euascomycetes ?....5
2.4Apa saja Suku dari bangsa Perisporialesdan bangsa Plectascales?........6

BAB III PENUTUP......................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................9
3.2 Saran............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10













ii


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Cendawan (Fungi) merupakan kelompok organisme eukariotik, kebanyakan multiseluler (jamur dan kapang) namun ada yang uniseluler (khamir). Cendawan tidak mempunyai kromatofora, oleh sebab itu umumnya tidak berwarna, tetapi pada jamur yang tinggi tingkatannya terdapat bermacam-macam zat warna, terutama dalam badan buahnya. Zat-zat warnanya terdiri atas senyawa aromatic yang tdak mengandung N. Talus hanya pada yang paling sederhana yang telanjang, umumnya sel-sel mempunyai membrane yang terdiri atas kitin dan selulosa.
Bagian tubuh yang vegetative terdiri atas benang-benang halus yang dinamakan hifa, yang seluruhnya merupakan miselium. Benang-benang itu ada yang bersekat-sekat ada yang tidak.Pembiakan dengan bermacam-macam spora, pada jamur yang hidup di air berupa spora kembara yang mempunyai bulu cambuk.Fungi yang hidup di darat dapat menghasilkan spora yang terbentuk di dalam sel-sel khusus (askus), jadi merupakan dospora, ada yang diluar basidium dan disebu eksospora. Di samping itu kebanyakan jamur dapat membiak aseksual dengan konidium.Pembiakan aseksual dapat berlangsung dengan berbagai cara, yaitu isogami, anisogami, oogami, gametangiogami (perkawinan dua gametangium yang berlainan jenis kelaminnya), dan somatogami (perkawinan dua sel talus  ynag tidak mengalami diferensiasi).Beberapa jenis jamur dapat merubah sel-sel tertentu menjadi alat-alat untuk mengatasi kala yang buruk, yang disebut teletospora, klamidospora, atau gemma. Dapat juga sekumpulan benang-benang miselium merupakan badan seperti umbu dan merupakan sklerotium.

1.2   Rumusan masalah
1.      Apa saja Tahap-tahap menghasilkan askospora?
2.      Bagaimana reproduksi dari Euascomycetes ?
3.      Apa saja Perbedaan antara Protoascomycetes dan Euascomycetes  
4.      Apa saja Suku dari  bangsa Perisporiales dan bangsa Plectascales




1.3  Tujuan
1.Untuk mengetahui Tahap-tahap menghasilkan askospora
2. Untuk mengetahui reproduksi dari Euascomycetes
3. Untuk mengetahui Perbedaan antara Protoascomycetes dan Euascomycetes  
4. Untuk mengetahui Suku dari  bangsa Perisporiales dan bangsa Plectascales




KATA PENGANTAR

Puji syukur kita sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmad dan karuniaNya berupa nikmat dan kesehatan, iman dan ilmu pengetahuan.
Ringkasan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas mahasiswa dalam mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah yang berjudul Euascomycetes,Bangsa Perisporiales dan Bangsa Plectascales” kami sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam menyusun makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya saya mengharapkan semoga makalah ini mendapatkan keridhaan dari Allah SWT, dan dapat memberikan manfaat bagi saya sendiri dan kepada semua pembaca. Amin

kendari ,  September 2014

Penulis














i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1  Latar belakang........................................................................................................1
1.2  Rumusan masalah..................................................................................................1
1.3  Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1  Apa saja Tahap-tahap menghasilkan askospora?...................................3
2.2  Bagaimana reproduksi dari Euascomycetes ?.........................................3
2.3  Apa saja Perbedaan antara Protoascomycetes dan Euascomycetes ?....5
2.4Apa saja Suku dari bangsa Perisporialesdan bangsa Plectascales?........6

BAB III PENUTUP......................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................9
3.2 Saran............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10













ii





BAB II
PEMBAHASAN
Euascomycetes

Cendawan yang termasuk golongan ini mempunyai askus di dalamnya sejumlah askospora yang tetap, yaitu selalu 8. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Askus adalah suatu sporangium yang menghasilkan askospora.
2.1 Tahap-tahap menghasilkan askospora
Askus dalam Ascomycetes merupakan alat sebagai alat reproduksi yang spesifik, yang sebenarnya tidak lain dari pada sporangium yang berbentuk buluh dengan jumlah spora (yang terjadi endogen menurut pembentukan sel bebas) yang tertentu yaitu 8 kadang-kadang 4. Seperti terdapat pada Saccharomyces. Peristiwa terjadinya askospora sebagai berikut :
1.   Perkawinan (kopulasi) antara gametangium betina dengan gametangium jantan
2.   Plasmogami, bersatunya plasma kedua gametangium tersebut
3.   Kariogami, bersatunya inti yang berasal dari kedua gametangium tadi
4. Pembelahan reduksi setelah kariogami, baru kemudian di susul dengan bembentukan askospora secar endogen, menurut pembentukan sel bebas.

2.2  Reproduksi dari Euascomycetes
 Pada Euascomycetes askus tidak langsung terbentuk dari zigot yang berasal dari peleburan  dua gametangium, akan tetapi seperti berikut. Dalam calon-calon tubuh buah sel-sel ujung hifa pada gametofit membesar menjadi sebuah badan yang mengandung banyak inti, yaitu gametangium betina yang pada Euascomycetes ini disebut askogonium, pada ujung askogonium terdapat suatu tonjolan yang memanjang dengan ujung yang bengkok dengan  di dalamnya banyak inti. Tonjolan dengan bentuk yang sitimewa ini dinamakan dengan trikogin. Dari ujung hifa yang berdekatan ada yang sel-sel ujungnya lalu berubah menjadi anteridium yang bersentuhan dengan ujung trikogin. Alat-alat kelamin ini terdapat bergerombol-gereombol. Ujung trikogen itu lalu membuka dan  intinya lalu mengalami degenerasi. Inti jantan dari anteridium lalu masuk melalui trikogen kedalam askogonium. Dalam askogonium ini inti jantan dan betina tidak mengadakan perkawinan, melainkan hanya berpasang-pasangan saja. Dari asakogonium ini terbentuk  hifa askogen, dan inti berpasanag itu lalu masuk kedalamnya. Hifa askogen inilah yang dapat kita pandang sebagai sporofitnya.
Euascomycetes, karena hifa inilah yang akhirnya menghasilkan askospora. Hifa askogen bercabang-cabang dan bersekat, dan pasangan inti jantan dan betina  memperbanyak diri dengan tiap-tiap kali membelah secara serempak, dan dengan ini sel-sel hifa askogen masing-masing mempunyai sepasang inti  jantan dan betina . Akhirnya dari sel-sel ujung cabang-cabang hifa askogen akan terbentuk askus.  Sebelum askus terbentuk, sel ujung hifa membengkok membentuk badan seperti kait.   
Sepasang inti dalam sel ujung itu lalu membelah serempak, hingga dalam sel ujung tasdi terdapat 2 pasang inti. Dari 4 inti yang terjadi, sepasang  (jantan dan betina) tinggal pada bagian atas sel ujung, dari yang dua lainnya satu masuk ke dalam kait, yang lainnya tinggal dalam tangkai kait. Kait beserta tangkainya lalu terpisah oleh suatu dinding melintang dari ujung hifa yang mengandung sepasang inti  jantan dan betina. Dengan demikian  pada ujung hifa terdapat suatu bagian yang terdiri atas tiga sel, satu yang paling ujung dengan sepasang inti, satu yang berasal dari ujung kait dengan satu inti, dan satu lagi yang tepat di  bawah sel yang paling ujung dengan  satu inti pula .Sel yang paling ujung dengan  sepasang inti betina dan jantan itulah yang merupakan calon askus. Kedua inti jantan dan betina itu lalu bersatu, dan sel itu kemudian membesar menjadi sebuah sporangium berbentuk gada dengan satu inti yang d iploid. Inti y ang diploid itu lalu mengadakan  pembelahan tiga kali berturut-turut. Dalam askus itu sekarang terdapat  8 inti haploid melalui  pembentukan sel bebas lau menjadi  8 askospora.
Tidak semua plasma dalam askus  habis untuk pembentukan spora tadi. Ke 8 askospora yang terbentuk itu terdapat di dalam  plasma yang merupakan sisanya dari yang terpakai untuk  pembuatan spora tadi . sisa plasma itu dinamakan periplasma. Jika askusn telah masak, dindingnya lalu membuak,  dan askospora oleh karena  mengembangnya periplasma dan kontraksi dinding askus  yang elastic itu dapat terlempar  samp[ai beberapa cm jauhnya. Selanjutnya oelh angin askospora  tersebar kemana-man dan  tumbuh menjadi tumbuhan  baru (gametofit).
Sel kait sementara itu bersatu kembali dengan sel di bawah askus yang juga hanya mempunyai satu inti, dan dengan demikian sepasang Inti yang semula  terpisah itu kembali berpasangan  dalam sel di bawah askus tadi. Sel ini dapat mengulangi pembentukan  kait seperti di uraikan di atas untuk pembentukan calon askus baru. Dengan cara ini pada ujung hifa askogen dapat terbentuk sejumlah askus yang terkumpul merupakan suatu berkas.
Menjelang waktu copulasi, akat-alat kelamin diselubungi oleh selapis hifa pembalut yang haploid. Pada terbentuknya hifa askogen, hifa pembalut ikut  memanjang. Hifa-hifa askogen beserta askusnya membentuk suatu tubuh buah. Askus beserta benang-benang steril  yang berasal dari hifa pembalut  itu merupakan  suatu lapisan pada tubuh buah yang dinamakn himenium.

2.3  Perbedaan antara Protoascomycetes dan Euascomycetes  
Perbedaan antara Protoascomycetes dan Euascomycetes  terletak pada hal-hal berikut :
-          Dari kopulasi gametangium  tidak langsung terbentuk askus
-          Persatuan plasma (plasmogami) dan perkawinan inti jantan dan betina (kariogami) terpisah baik tempat maupun waktunya .
Peristiwa kopulasi dapat lebih sederhana atau mungkin sama sekali tanpa pembentukan alat-alat seksual yang khusus. Kopulasi dapat terjadi antara dua sel hifa vegetatif, bahkan mungkin dua askospora mengadakan perkawinan. Seringkali anteridium tidak ada, tugas anteridium lalu diganti oleh suatu hifa vegetatif, bahkan oleh suatu konidium. Dalam keadaan yang demikian, trikogin askogonium lalu melekat pada sel yang mengambil alih tugas anteridium tadi. Jadi bertemu inti jantan dan betina belum member jaminan akan terjadinya perkawinan kedua inti tadi. Syarat-syarat  apa dan di bawah pengaruh  kekuatan apa akhirnya  kedua inti lalu bersatu, belum diketahui dengan pasti.
Kedua inti yang akhirnya bersatu  pula itu, sudajh barng tentu bukan lagi inti-inti kelamin yang asli, yang berasal dari anteridium dan askogonium, akan tetapui keturunan inti-inti tadi.
Kejadian-kejadian yang menyimpang dari yang telah diuraikan itupun kita jumpai. Peristiwa kopulasi dapat lebih sederhana atau  mungkin sama sekali tanpa pembentukan alat-alat seksual yang khusus. Kopulasi dapat terjadi antara dua sel hifa vegetative, bahkan mungkin dua askopsora  mengadakan perkawinan.
Seringkali anteridium n tidak ada, tugas anteridium  lalu diganti oleh suatu hifa vegetative, bahkan mungkin oleh suatu konidium. Dalam keadaan demikian, trikogin askogonium  lalu melekat pada sel  yang mengambil alih tugas  anteridiu  tadi.  Mungkin juga tidak terjadi sama sekali  kopulasi, dan inti askogonium lalu membelah dabn menghasilkan inti yang berpasang pasangan, atau inti spora yang haploid pada perkecambahan  spora itu lalu membelah, dan keturunan inti-inti itu dalam sel-sel vegetative t etap berpasang-pasanagn, dan baru bersatu  pada waktu pembentukan askus.    
Kejadian yang menyimpang dari pembentukan askus yang normal buykan hanya berbeda  pada jenis yang berbeda, tetapi mungkin pula terjadi pada suatu jenis, misalnya  pada Neurospora sithophila.
Tidak jarang terjadinya inti  yang berpasanagn itu baru kemudai setelah hampir tiba wakrtunya pembentukan  kait, jadi ghifa askogen itu mula-mula sel-selnya mengandung banyak inti.
Jika askospora mengasdak kopulasi, maka tidak terdapat gametofit. Selain dari itu sporofitnya dapat pula mengalami suatu reduksi, jika askus langsung terbentuk askogonium, atau spora terbentuk  dalam gametangium betina. Selanjutnya mungkin juga pada sporofit tidak terbentuk kait, atau jiak ada kait, pada masing-masing lalu terdapat dinding pemisah.
Klasifikasi Euascomycetes ke dalam takson yang lebih kecil masih berbeda-beda. Kita pilih salah satu seperti dibawah ini.

2.4  Suku dari  bangsa Perisporiales dan bangsa Plectascales

Bangsa Perisporiales
Kopulasi antara askogonium dan anteridium akhirnya menghasilkan badan buah yang diselubungi oleh suatau dinding yang dinamakan peridium. Peridium bulat atau bangun perisai, tertutup atau dengan sebuah lubang pada bagian atasnya. Dalam bangsa ini termasuk.
a.      Suku Erysiphaceae
Kebanyakan parasit pada tumbuhan tinggi. Miselium yang muncul ke udara melapisi epidermis organ tumbuhan inang yang diserang dan  kelihatan keputih-putihan seperti tepung, oleh sebab itu juga dinamakan embun tepung (mildew). Miselium menghasilkan konidium. Selain konidium terdapat pula tubuh buah berupa peritesium. Tangkai konidiopora pada beberapa jenis cendawan “embun tepung” sering di anggap sebagai jamur lain dan dinamakan Oidium.
Dari suku ini yang hidup sebagai parasit dan menimbulkan penyakit pada budi daya tanaman  antara lain:
-          Oidium hevea, menyerang daun para (Hevea brasilliensis)
-          Oidium tuckeri, embun  tepung pada tanaman anggur, yang menyerang buah dan daun-daunnya. Jamur ini sebenarnya adalah Uncinula necator, yang jarang sekali memperlihatkan tubuh buah. Jika ada, tubuh buahnya berupa peritisium yang pada ujungnya terdapat tambahan yang tergulung. Jamur ini diberantas dengan obat-obatan yang mengandung belerang.
-          Erysiphe polygoni (E.pisi), menyerang warga Leguminosae, terutama kacang kapri (Pisum sativum)
-          E.graminis pada rumput

b.      Suku Porisporiceae    
Warga suku ini hidup sebgai epifit pada tumbuh-tumbuahan.miselium yang di udara berwarna pirang atau hitam, misalnya Capnodium salicinum (embun jelaga).
c.       Suku Microthyriaceae
Warganya mempunyai tubuh buah berbentuk perisai. Contoh Microthyrium microscopicumcara.

Bangsa Plectascales
Pada jamur  ini gametangium terbentuk secara bebas . Kopulasi antara askogonium dan anteridum. Jamur ini membentuk tubuh buah, baik diluar maupun di dalam substratnya. Tubuh buah berbentuk bulat, mempunyai dinding terdiri atas lapisan miselium steril yang disebut peridium. Askus terdapat di dalamnya dan susunannya tidak beraturan. Askus itu keluar dari hifa askogen, dan mengandung 2-8 spora. Cara membukanya tubuh buah juga tidak beraturan. Pada beberapa jenis, selain tubuh buah terdapat pula pembentukan konidium dengan konidiofora yang seringkali malahan lebih bnayak daripada tubuh buahnya.
Dari bangsa ini terdapat beberapa suku, antara lain:
a.       Suku Gymnoascacea
Pada suku ini gametangium masih sangat sederhana, serupa gametangium pada Dipodascaceae. Askus bulat merupakan suatu berkas di samping askogonium yang memanjang. Hifa askogen (sprofit) belum sempurna. Hifa pembalut dan tubuh buah belum terdapat. Pada jenis-jenis cendawan tertentu dari suku ini antara lain pada Ctenomyces, telah terdapat hifa askogen yang pendek, dan mulai kelihatan permulaan pembentukan tubuh buah dengan hifa-hifa pembalut yang belum teranyam rapat. Jenis-jenis lainnya dimasukkan dalam dua marga ialah Gymnoascus dan Myxotrichum.
b.      Suku Aspergillaceae
Alat kelamin betina (askogonium) telah mempunyai trikogen dan sehabis perkawinan zigot membantu hifa askogen. Tetapi gametangium itu seringkali mengalami reduksi jadi belum terdapat  keseragaman mengenai alat kelaminnya. Tubuh buah berupa kleistotesum yang kadang-kadang hanya berupa setukal hifa yang tidak beraturan, tetapi paling sedikit dapat di bedakan dalam suatu jaringan dasar yang tidak dapat dan selubung (peridium) yang bersifat sebagai plektenkim. Askus bulat, tersebar tidak beraturan dalam badan buah tadi dan sporanya baru dapat terpencar, jika tubuh buah telah pecah.
Dari suku ini yang  terkenal ialah marga Aspergillus. Konidiofora pada  ujungnya membesar, dan pada ujung itu terdapat sterigma dengan knodium yang berderet-deret, misalnya pada : konidiofora pada ujungnya membesar dan pada ujung itu terdapat sterigma dengan konidium yang berderat-deret, misalnya pada:
-          Aspergillus oryzae, digunakan dalam pembuatan minuman alcohol (sake) dari nasi
-          Aspergillus wentii, mempunyai daya untuk memecah zat putih telur dan mengubah karbohidrat seperti tepung dan zat-zat yang menyerupai selulosa menjadi gula. Dipergunakan antara lain pada pembuatan kecap dan taoco
Jenis-jenis lain dalam marga ini yaitu A. herbariorum, A. niger, dan A. flavus. Penicilium, konidiofora pada ujung tidak melebar melainkan bercbang-cabang, dengan deretan konidium pada cabang-cabang tadi. Jamur ini banyak terdapat sebagai saprofit pada bahan-bahan organic, misalnya:
-          P. notatum, yang menghasilkan antibiotic penislin.
-          glaucura, antara lain menyebabkan roti menjadi “apeg” dapa pula menghasilkan.




BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
1.      Askus dalam Ascomycetes merupakan alat sebagai alat reproduksi yang spesifik, yang sebenarnya tidak lain dari pada sporangium yang berbentuk buluh dengan jumlah spora (yang terjadi endogen menurut pembentukan sel bebas) yang tertentu yaitu 8 kadang-kadang 4. Seperti terdapat pada Saccharomyces.
2.      Pada Euascomycetes askus tidak langsung terbentuk dari zigot yang berasal dari peleburan  dua gametangium, akan tetapi seperti berikut. Dalam calon-calon tubuh buah sel-sel ujung hifa pada gametofit membesar menjadi sebuah badan yang mengandung banyak inti, yaitu gametangium betina yang pada Euascomycetes ini disebut askogonium, pada ujung askogonium terdapat suatu tonjolan yang memanjang dengan ujung yang bengkok dengan  di dalamnya banyak inti.
3.      Peristiwa kopulasi dapat lebih sederhana atau mungkin sama sekali tanpa pembentukan alat-alat seksual yang khusus. Kopulasi dapat terjadi antara dua sel hifa vegetatif, bahkan mungkin dua askospora mengadakan perkawinan. Seringkali anteridium tidak ada, tugas anteridium lalu diganti oleh suatu hifa vegetatif, bahkan oleh suatu konidium.
4.      Suku dari Bangsa Perisporiales : Suku Erysiphaceae, Suku Porisporiceae,dan Suku Microthyriaceae.Sedangkan suku dari Bangsa Plectascales : Suku Gymnoascacea, dan Suku Aspergillaceae.
3.2       Saran











DAFTAR PUSTAKA

Tritrosoepomo, Gembong.1989.Taksonomi tumbuhan.Universitas Gadjah Mada: Bogor
http:// Ascomycetes ~ FEDERATION STUDENT OF BIOLOGY.htm (Diakses pada hari     Selasa tanggal 3 September 2014 pukul 19:30)
http:// Daily Archives _ Juni _ 2012 _ Kelas A Is The Best Class Of Biology IAIN Mataram.htm (Diakses pada hari     Selasa tanggal 3 September 2014 pukul 19:35)